Sejarah dan Perkembangan Alat Musik Biola
Biola merupakan salah satu alat musik
populer yang menghasilkan melodi indah setelah dawainya digesek. Sekilas, alat
musik ini mempunyai bentuk yang mirip dengan gitar. Namun jika senar gitar ada
enam, biola hanya mempunyai empat senar, yaitu G-D-A-E.
Meski populer, alat musik yang satu ini
cukup mahal sehingga tidak terlalu banyak orang yang mampu mengoleksinya. Orang
yang memainkan musik biola disebut dengan violinis atau akrab juga disebut
dengan pemain biola.
Sebelum menjadi sepopuler sekarang, biola
telah mengalami perjalanan panjang dalam perkembangannya.
Biar kamu semakin tahu tentang sejarah
biola, mending baca artikel ini sampai selesai.
Sejarah Biola
Biola yang saat ini digunakan tergolong ke
dalam alat musik gesek. Namun saat awal kemunculannya, alat musik ini dimainkan
dengan cara dipetik.
Biola merupakan alat musik yang telah
mengalami perkembangan sejak ribuan tahun lalu. Namun, sosok pasti yang
menciptakannya masih belum diketahui.
Perselisihan tentang kapan dan di mana alat
musik legendaris ini muncul tidak mereda hingga sekarang.
Menurut catatan sejarah kuno sekitar 5000
tahun yang lalu, diyakini jika asal usul biola berasal dari negara Asia dan
India.
Kemudian raja Ravana dari ngeri Sri Langka
telah membuat atau menciptakan alat musik yang menggunakan senar dan juga
busur. Lalu ia beri nama Ravanastron.
Lambat laun pada abad ke 1, alat musik
buatan raja Sri Lanka tersebut, menyebar ke negara lainnya yaitu Afghanistan
dan Persia.
Didalam sejarah juga dicatat bahwa alat
musik biola juga tercipta di negara beribu kota Roma, Italia, tepatnya di kota
Turin pada tahun 1523. Bentuk biola yang
dibuat di Turin itu dipajang dalam sebuah patung atau skulptur yang memiliki
arti malaikat kecil bermain biola di sebuah gereja di Vercelli.
Hanya saja biola modern dengan empat senar pertama
kali dibuat oleh Andrea Amati sekitar tahun 1555. Karena suara yang unik dan
menyenangkan, Raja Perancis Charles IX memerintahkan Andrea Amati untuk membuat
24 buah instrumen sekaligus.
Salah satu dari 24 biola tersebut masih ada
hingga saat ini dan menjadi biola tertua di dunia, yaitu biola milik Charles
IX, yang diberi nama "Charles IX" yang dibuat di Cremona tahun 1960.
Semenjak saat itu, biola menjadi salah satu
alat musik yang digemari oleh masyarakat dan kaum bangsawan.
Perkembangan biola ini terus terjadi. Hingga
pada abad ke 18, terjadi perubahan besar dari segi pembuatan hingga hasil
suara. Perubahan yang paling terlihat yaitu terletak pada sudut leher biola
yang serta panjang dari biola itu sendiri.
Dulu biola berukuran lebih pendek, bagian
leher lebih tebal dan kurang membengkok kebelakang dari permukaan biola. Papan
jari yang lebih pendek, kam-nya lebih datar, dan dawainya terbuat murni dari
usus binatang.
Busur biola yang pertama juga memiliki
desain yang berbeda dengan biola yang sekarang. Pada abad ke 18 dan 19, terjadi
perubahan konstruktif yang mendasar yang menghasilkan bunyi yang keras,
nyaring, dan nada yang lebih bagus.
Pada abad ke-18 biola menjadi instrumen
solo terpopuler di Eropa. Pada tahun 1750-1820 Biola juga dijadikan alat musik
orkestra, dan menjadi alat musik yang paling penting dimainkan di era Barok dan
Klasik. Biola juga masih menjadi alat musik yang penting dimainkan pada
orkestra modern.
Giovanni Viotti dan Nicolo Paganini, Louis
Sphor dan Joseph Joachim dari Jerman, Pablo de Sarasate dari Spanyol, dan Henri
Vieuxtemps dan Eugence Ysaye dari Belgia, mereka adalah para pemain biola yang
melegenda di seluruh Eropa pada abad ke-19.
Pada abad ke-20 biola mencapai nilai
artistik yang baru dan mempunyai teknik yang tinggi di tangan para pemain biola
Amerika, diantaranya Isaac Stren dan Yehudi Menuhin, Fritz Kreisler keturunan
Austria. Jascha Heifetz, Mischa Elman dan Nathan Milstein keturunan Rusia yang
menjadi penduduk Amerika, Joseph Szigeti biolis dari Hungaria dan David
Oitsrakh dari Rusia.